Seminar Hasil Penelitian Faperta

Kamis,3 November 2011 bertempat di Ruang Rapat kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Ende,dilaksanakan seminar hasil penelitian “ Inventarisasi keragaman Plasma Nutfah dan penyimpanan benih Serealia lahan Kering disekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu “ oleh kelompok dosen peneliti dari Universitas Flores. Proyek penelitian yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Ende dengan Lembaga Penelitian Universitas Flores ini melibatkan beberapa peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Flores diantaranya : Sri Wahyuni,SP.,M.Si, Prof.Stefanus Djawanai,M.A.,P.hD, Maria Magdalena Sinta Wardani,S.S.,M.A, Murdaningsih,S.P.,M.P dan Hendrikus Lawe Kerans,S.S.,M.Hum.

Kegiatan yang dimulai tepat pada pukul 9.00 Wita ini,dibuka oleh kepala BAPEEDA Ende, dr.Dominggus Mere dan diawali dengan presentasi hasil penelitian oleh Ibu Sri Wahyuni,SP.,M.Si sebagai wakil dari tim peneliti.

Dalam presentasi singkatnya, Sri Wahyuni,SP.,M.Si menyampaikan bahwa proses pengambilan data penelitian ini sendiri sudah dilaksanakan selama 6 bulan, meliputi 9 desa sebagai desa sampel, tersebar di 3 wilayah kecamatan yaitu : desa Nuamuri Barat dan Wologai Tengah (kec.Detusoko), desa Wiwipemo dan Tenda (kec.Wolojita), desa Nduaria dan Pemo (kec.Detusoko), Desa Saga,Kurulimbu dan Sokoria (kec.Ndona TImur). Adapun pemilihan 9 desa ini didasarkan pada kenyataan lapangan dimana desa-desa ini merupakan kawasan penyangga obyek wisata Taman Nasional Kelimutu.

Setelah melalui proses penelitian dimana tanaman lahan kering yang dibudidayakan masyarakat diteliti morfologi, klasifikasi asal – usul tanaman,lingkungan tumbuh dan ekologi, pola tanam dan penyebaran, peneliti menginventarisasi 11 jenis padi, 5 jenis jagung, 3 jenis shorgum dan 3 jenis jewawut yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat dan dijadikan sebagai pelengkap dalam ritual upacara adat. Jenis-jenis tersebut diantaranya :
1. Jenis Padi ladang :
Menurut nama lokal,berikut adalah jenis padi ladang yang diinventarisasi oleh tim peneliti : Are Rumbu ( desa Sokoria ), Are Sela ( Desa Kurulimbu ), Are Laka ( Desa Wiwipemo), Are Obo (Desa Sokoria), Are Laka ( Desa Roga ), Eko Ena ( Desa Ndua Ria), Ekondale (Desa Nggela), Ke’a Ria (Desa Wiwipemo), Are Mera (desa Tenda), Are Kea Mboa (Desa Pemo),Ampera (Desa Roga). Masing-masing jenis padi memiliki cirri-ciri yang berbeda tergantung pada struktur tanah dan iklim daerah dimana tanaman dibudidayakan

2. Jenis Jagung
Menurut nama local, berikut adalah jenis jagung yang diinventarisasi oleh tim peneliti : Jawa roga/Jawa Nggela (Desa Roga, Kurulimbu), Jawa ( Sokoria ), Jawa Nggela (Nggela), Jawa (Tenda),Ke’o Ria (Desa Pemo dan Nduaria) Tiap jenis tanaman ternyata memiliki ciri yang khas sesuai dengan tempat dibudidayakan tanaman.

3. Jenis Shorgum
Berdasarkan nama local, berikut adalah jenis shorgum yang diinventarisasi oleh peneliti : Lolo Mera (Desa Kurulimbu dan Sokoria),Lolo Mite (Desa Kurulimbu,Sokoria dan Wiwipemo), Lolo Telo Leko (Desa Kurulimbu,Sokoria,Roga dan Wiwipemo).

4. Jenis Jewawut
Jenis jewawut yang berhasil diinventarisasi diantaranya : Wete Mera (Desa Kurulimbu), Wete Mera ( Desa Wiwipemo), Wete Bara ( Lepembusu,Kelisoke)

Adapun ke-4 jenis tanaman serealia ini setelah diinventarisasi oleh tim peneliti, benihnya akan disimpan sebagai sampling wisata Agro di Rumah Spesimen dan Herbarium Floresinensis yang ada di Kawasan Taman Nasional Kelimutu.

Setelah presentasi singkat, peserta seminar penelitian diberi kesempatan untuk berdikusi menyikapi hasil penelitian ini. Dalam kesempatan ini,dr. Domi selaku Kepala BAPPEDA Ende menyampaikan atensinya yang luar biasa terhadap kinerja tim peneliti. Menurut dr.Domi, penelitian ini sangat bermanfaat dalam mendukung Gerakan Swasembada Pangan 2012 yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Ende. Lebih lanjut beliau menyampaikan harapan agar kedepannya, Lembaga Perguruan Tinggi sebagai mitra Pemerintah bisa mengkaji penelitian-penelitian dalam bidang lain.

Masih dalam kesempatan yang sama, Prof.Stefanus Djawanai,M.A.,P.hD menyampaikan bahwa penelitian ini tidak hanya berfokus pada disiplin ilmu pertanian, namun juga melibatkan aspek ilmu social dan budaya dalam mempelajari pola tanam masyarakat sesuai dengan kearifan lokal yang diwariskan lewat tradisi/ritual-ritual adat sebelum menanam maupun panen. Dengan menekankan pada aspek social dan budaya masyarakat lokal, diharapkan agar pemerintah bisa mengangkat kearifan lokal (local genius) dalam mengambil berbagai kebijakan terkait pembangunan daerah.

***Eka

One comment

  1. sri

    mbak pengelola Blog LPU…tolong diralat ya…pemateri di seminar “Serealia” bukan Murdaningsih, SP.,M.P tetapi Sri Wahyuni, SP.,M.Si karena saya yang menjadi ketua penelitinya…terimakasih sebelumnya ya….

    Baik bu, kami revisi lagi. Mohon maaf atas kesalahan ini 🙂

Leave a comment